Senin, 19 April 2010

FREN Konversi Utang ke Saham

Selasa, 20/04/2010 09:06 WIB
BEI Evaluasi Aksi FREN Konversi Utang ke Saham
Whery Enggo Prayogi - detikFinance


(foto: dok FREN)

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melakukan evaluasi terhadap aksi korporasi yang dilakukan PT Mobile-8 Tbk (FREN) dalam rangka menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar 4.147.836.803 lembar, sebagai pengganti utang kepada 9 kreditur sebanyak Rp 209.060.974.564.

Demikian disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito dalam perbincangannya dengan detikFinance di Jakarta, Senin (19/4/2010) malam.

"Kita masih lakukan evaluasi. Memang ini bagian dari mereka dalam langkah-langkah restrukturisasi," ujar Eddy.

Bursa bersama Bapepam-LK akan melakukan koordinasi serta komunikasi untuk melakukan penilaian atas aksi perusahaan jasa telekomunikasi ini. Seperti diketahui, FREN mencatat kinerja yang buruk selama tahun 2009.

Sampai akhir Desember lalu, perseroan tercatat mengalami rugi bersih sebesar Rp 724,398 miliar, dengan rugi usaha sebanyak Rp 676,50 miliar. Triwulan I-2010 pun FREN masih mencatat rugi bersih Rp 197,73 miliar dengan rugi usaha Rp 210,72 miliar.

Sebagai langkah restrukturisasi, perseroan berencana melakukan konversi saham atas beban hutang FREN kepada 9 kreditur. Sebanyak 4.147.836.803 lembar saham baru akan dikeluarkan melalui mekanisme non-HMETD.

Total saham baru yang akan diterbitkan, diambil dari saham seri B dengan pelaksanaan harga konversi tersebut sebesar RP 50,40 per lembar saham, dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

"Kita akan lihat, sepanjang ada opportunity itu ada. Belum ada rencana pemanggilan juga," jelasnya.

Untuk meminta persetujuan dari pemegang saham, perseroan akan menggelar RUPSLB yang rencananya diselenggarakan pada 29 April 2010.

Jumlah utang kepada sembilan kreditur ini, tidak secara utuh akan dikonversi menjadi saham oleh perseroan. Tercatat perseroan masih memiliki utang kepada mereka sebanyak Rp 58,71 miliar. Pihak manajeman FREN pun meminta kepada seluruh pemegang saham (lama) untuk mendukung aksi korporasi ini. Pasalnya, langkah ini bertujuan agar dapat meningkatkan kinerja perseoan.

"Kami sudah mencapai kesepakatan dengan sembilan kreditur, untuk melakukan pembayaran utang yang dikonversi menjadi saham. Sisa utang yang tidak dikonversi menjadi saham, akan dibayar secara bertahap di 2010 atau 2011 ini. Penyelesaian utang perseroan melalui konversi utang menjadi saham perseroan merupakan hasil maksimal yang diperoleh perseroan dari negosiasi dengan para kreditur ini," ucap Sekretaris Perusahaan FREN Chris Taufik beberapa waktu lalu.





(wep/dro)

Alasan Chairul Tanjung Beli Carrefour

Jumat, 16/04/2010 18:14 WIB
Alasan Chairul Tanjung Beli Carrefour
Suhendra - detikFinance

Jakarta - Chairul Tanjung melalui Para Group resmi menjadi juragan baru PT Carrefour Indonesia. Mengapa Chairul Tanjung akhirnya masuk ke bisnis ritel, setelah selama ini sudah memiliki gurita bisnis televisi, bank hingga waralaba?

Pengusaha yang baru saja masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes itu mengaku masuk ke bisnis ritel dengan mengakuisisi Carrefour bukan karena ingin mencari uang dari bisnis tersebut. Chairul Tanjung mengaku alasannya membeli Carrefour adalah masalah idealisme.

"Kalau saya dibilang mencari uang dari ritel itu salah, ritel itu kecil marginnya," kata Chairul Tanjung dalam acara konferensi pers di Gedung Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (16/4/2010).

Ia memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multi nasional seperti Carrefour. Selain itu sektor ritel pun menjadi sektor yang penting karena menyangkut 9 kebutuhan pokok masyarakat, dengan harga yang baik maka bisa menjadi pengontrol inflasi.

"Perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah dinegeri sendiri," katanya.

Selain itu kata dia, sektor ritel yang dimasuki oleh Para Group akan membuka peluang kesempatan memberikan pembinaan bagi pelaku petani, peternak, nelayan dan lain-lain dalam menggerakan ekonomi usaha kecil dan menengah.

Mengenai proses pembelian Carrefour ia mengatakan prosesnya hanya berlangsung tiga bulan mulai dari pembahasan awal sampai terjadi kesepakatan. Ia mengaku MoU pembelian saham Carrefour sudah diteken pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis. Pihak yang pertama kali menawarkan adalah pihak Carrefour.

"Mereka (Carrefour) yang datang ke kita," ungkap Chairul.

Seperti diketahui, Chairul Tanjung melalui kelompok usahanya, Para Group mengakuisisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai lebih dari Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan Trans Corp melalui PT Trans Ritel, sebuah anak perusahaan Trans Corp dibawah Para Group.

Setelah akuisisi oleh Trans Corp ini, maka komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%.

Chairul yang kini menjadi komisaris utama Carrefour Indonesia itu juga berniat menyelesaikan masalah kasus monopoli yang diputuskan oleh KPPU beberapa waktu lalu. Chairul akan segera menemui KPPU yang kini sedang mengajukan kasasi ke MA setelah keputusannya dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


(hen/qom)

Chairul Tanjung Beli 40% Saham Carrefour Lebih dari Rp 3 Triliun

Jumat, 16/04/2010 15:37 WIB
Chairul Tanjung Beli 40% Saham Carrefour Lebih dari Rp 3 Triliun
Suhendra - detikFinance


Jakarta - Chairul Tanjung melalui kelompok usahanya, Trans Corp membeli 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai US$ 300 juta atau lebih dari Rp 3 triliun. Salah satu orang terkaya di dunia itu membeli Carrefour dari dana pinjaman sejumlah sindikasi bank.

"Jumlah tepatnya untuk US$ di atas US$ 300 juta, untuk rupiah di atas Rp 3 triliun," jelas Chairul Tanjung soal nilai akuisisi Carrefour, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (16/4/2010).

Chairul menjelaskan, dana akuisisi tersebut berasal dari pinjaman konsorsium Credit Suisse, Citibank, JP Morgan, dan ING. Akuisisi itu dilakukan Trans Corp melalui PT Trans Ritel, sebuah anak perusahaan Trans Corp di bawah Para Group.

Setelah akuisisi oleh Trans Corp ini, maka komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%.

Chairul Tanjung sendiri kini bisnisnya sudah menggurita mulai dari bank, televisi dan hiburan, hingga waralaba. Majalah Forbes pada bulan lalu menempatkan Chairul Tanjung sebagai salah satu dari 1.000 orang terkaya di dunia dengan nilai kekayaan sekitar US$ 1 miliar atau Rp 9 triliun. (qom/dnl)