Minggu, 25 September 2011


Mereka Pergi ke China
Bagian Ekonomi yang Hilang Dari AS (1)
Oleh: Th. Asteria
Ekonomi - Sabtu, 24 September 2011 | 09:05 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Pekerjaan, unit pekerja, politisi dan ekonom di AS beberapa tahun ini menghilang. Mereka semua beralih ke China. Apa penyebabnya?
Alasannya ternyata sederhana, yakni disparitas biaya yang jauh lebih rendah. Bayangkan saja, ketika pekerja di sektor manufaktur AS dibayar US$50 per jam, termasuk tunjangan dan gaji, para pekerja di pabrik China hanya membutuhkan beberapa ratus dolar lebih per bulannya, untuk melakukan hal yang sama.
Tak heran bila perusahaan-perusahaan AS memindahkan operasinya ke China dan perusahaan taraf global menyukai barang buatan China yang lebih murah.
Menurut Economic Policy Institute (EPI), AS dalam satu dekade terakhir bahkan sudah kehilangan 2,8 juta pekerjaan.
Lebih dari sepuluh tahun silam, impor AS dari China telah tumbuh lebih banyak dari yang bisa diekspor. Hal ini menyebabkan kehilangan pekerjaan yang sangat besar. “Antara 2001 dan 2010, defisit perdagangan dengan China mengurangi 2,8 juta pekerjaan,”ungkap EPI dalam laporan yang dirilis bulan ini.
Adapun sebanyak 1,9 juta pekerjaan, atau hampir 70%-nya bergerak di sektor manufaktur. Kerugian terbesar terjadi di industri komponen komputer dan elektronik. Serta beberapa barang jadi dari sektor pakaian, kendaraan bermotor dan unitnya.
China mampu memiliki keunggulan biaya produksi, dengan memindahkan jutaan pekerja dari daerah pedesaan ke kota-kota dengan fasilitas yang baru dibangun. Bahkan perusahaan-perusahaan Amerika seperti Walmart tidak mampu membeli barang-barang yang dibuat di AS, ketika China membuat barang-barang jauh lebih efisien dan tentu saja, jauh lebih murah.
Tenaga kerja murah mungkin menjadi alasan utama keuntungan manufaktur China, tetapi adanya manipulasi mata uang berarti lain. Sementara biaya tenaga kerja mempengaruhi ekspor China, manipulasi mata uang yang terjadi mendistorsi impor. Meskipun China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada 2001.
Di sisi lain, pembuat kebijakan Amerika telah lama memperkirakan, dengan naiknya kelas menengah China, penjualan perusahaan-perusahaan AS untuk konsumen baru ini juga akan tumbuh. Tapi hal itu ternyata tidak berjalan sesuai ekspektasi.
Akibat manipulasi mata uang China dan praktek-praktek distorsi perdagangan lainnya, termasuk kelanjutan subsidi, hambatan legal dan ilegal untuk impor, dumping serta penindasan upah dan hak-hak pekerja, aliran ekspor AS ke China tidak terjadi "Ditambah keuntungan biaya tenaga kerja, manipulasi mata uang ini telah menghancurkan banyak perusahaan AS.”
Penelitian EPI tidak membuat perkiraan yang tepat dari berapa banyak pekerjaan Amerika yang mungkin hilang, karena keuntungan biaya manufaktur Cina dan kebijakan perdagangan yang dipertanyakan.
Dan kerugian itu, tentu saja, tidak tiba-tiba berakhir pada 2010, tapi terus berlangsung. Bahkan, hampir setengah juta pekerjaan hilang atau salah tempat pada 2008-2010.
Masalah pengangguran di AS begitu parah, sehingga setiap erosi tambahan pada kesempatan kerja dari faktor eksternal, akan membuat pemulihan ekonomi AS lebih sulit. [mdr/bersambung]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar