Rabu, 07 September 2011 | 10:47 oleh Dupla Kartini, Bloomberg
JAKARTA. Rupiah terseret ke level terlemahnya dalam dua pekan
terakhir. Otot rupiah melemah setelah asing mengurangi kepemilikannya di
pasar saham Indonesia. Aksi tersebut dipicu kekhawatiran melambatnya
pemulihan global yang bisa menyebabkan lemahnya permintaan ekspor.
Hingga pukul 10.23 WIB, pasangan (pair)
rupiah dan dollar AS (USD/IDR) bergerak ke level 8.572, dari penutupan
kemarin di posisi 8.558. Bahkan, di awal perdagangan sempat menyentuh
8.578. Ini merupakan level terlemah rupiah sejak 26 Agustus.
Kemarin, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengungkapkan risiko
ekonomi global meningkat. Menurutnya, prospek kawasan Euro akan
tergantung pada ketepatan pemimpin Eropa dalam mengambil keputusan.
Sentimen ini memicu investor menghindari aset berisiko, seperti saham.
Data pasar saham menunjukkan, investor asing menjual saham senilai US$
40 juta, lebih besar dibanding jumlah yang mereka beli pada pekan ini.
Pada
bulan ini pun, mata uang Garuda sudah melemah 0,4%. Rupiah tertekan
seiring prediksi ekonom yang menyebutkan Bank Indonesia akan
mempertahankan suku bunga tetap di 6,7% pada pertemuan besok.
Kepala riset valas Malayan Banking Bhd. Saktiandi Supaat menyebut, risk aversion
(keengganan mengambil risiko) berperan besar menghambat investor dalam
mengambil posisi di pasar mata uang. "Investor berhati-hati sebelum
keputusan kebijakan Bank Indonesia," ujarnya, di Jakarta, hari ini.
Sumber : http://investasi.kontan.co.id/v2/read/1315367256/76798/Rupiah-terseret-ke-level-terlemah-dua-pekan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penguatan dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar misalnya, lebih disebabkan oleh prediksi/spekulasi akan ekonomi Global yagn membaik atau memburuk. seperti sekarang ini, dimana ekonomi eropa diprediksi belum akan membaik dari krisisinya, maka meelmahlah nilai Rupiah.
BalasHapus