Rabu, 12 Agustus 2009

Free Trade Sebuah Ancaman ?


Ramai-ramai Industri Otomotif China Siap Caplok Pasar Indonesia

AGUNG KURNIAWAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku bisnis otomotif nasional, termasuk sektor pendukungnya, perlu waspada. Pasalnya, banyak industri asal China sudah melirik bahkan siap mencaplok pasar kendaraan bermotor Indonesia. Mereka kini gencar mencari mitra usaha untuk memasarkan produknya.

Seperti dilakukan produsen motor listrik Sunlin asal Kota Zongshan, Provinsi Guangdong. Mereka tengah mencari distributor lokal di Tanah Air. "Kami sengaja datang ikut pameran untuk melihat kondisi pasar, mempelajari seberapa besar potensi yang ada di Indonesia, dan kalau bisa mencari partner lokal di sini," ungkap Amy Lou selaku Regional Manager Sunlin (Zhongshan Hongtai Electronics Co LTD Sunlin Electric Vehicle Division) di pameran IndoAutomotif, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (12/8).

Dari rombongan industri otomotif China yang tampil di IndoAutomotive 2009, terdapat produsen velg motor, Zhe Jiang Dawning Industrial Co LTD, yang tengah melakukan hal yang sama. Kemudian, ada Shanghai Unison Alumunium Products Co LTD, produsen velg aluminium yang sudah mulai merambah pasar Indonesia sejak 10 tahun lalu.

"Penjualan kami di Indonesia setahunnya sekitar 30.000 unit. Saat ini, produk kita baru diimpor oleh satu perusahaan di Indonesia, makanya kami berminat untuk mencoba memasarkan lebih luas lagi," ungkap Kenny Ke, selaku Wheel Business Manager Dept Unison.

Sebagai negara berkembang, Indonesia memang perlu lebih berancang-ancang lagi membenahi kualitas produk dalam negerinya. Bayangkan saja, pada Kamis ini akan ditandatangani kerja sama Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dan India.

Bukan hanya itu, perjanjian serupa dengan China sudah dilakukan, tinggal menunggu implementasinya pada Januari 2010. Setelah itu, sudah menunggu juga Australia dan New Zealand untuk merambah pasar Indonesia melalui kesepakatan ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Area.

Ini artinya, setiap barang yang akan masuk ke Indonesia hanya akan dibebani bea masuk terendah atau bahkan hingga dihapuskan. Jadi, jelas harganya nanti bisa lebih murah. Sekarang tinggal kualitas saja yang paling menentukan minat konsumen.

"Untuk itu, kita perlu segera mengimplementasikan teknologi terhadap kemampuan industri kita. Jangan sampai nantinya berdaya saing rendah dan kalah dengan penetrasi produk mereka. Ini sebuah keharusan dan kita dipaksa untuk bisa maju," ungkap Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari dalam pembukaan ekshibisi itu.

Nah, siapkah Indonesia ?

AGK
http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/08/13/08341430/ramai-ramai.industri.otomotif.china.siap.caplok.pasar.indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar