Rabu, 28 Oktober 2009


Rabu, 28/10/2009 18:08 WIB
Sri Mulyani: Dominasi Dolar Belum Bisa Digeser
Ramdhania El Hida - detikFinance


Foto: Reuters

Jakarta - Meskipun negara-negara di dunia berusaha untuk mengurangi ketergantungannya kepada dolar AS dalam perdagangan internasional, namun dominasi dolar tetap belum bisa digeser.

Karena itu menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kondisi perekonomian di AS masih memiliki pengaruh yang besar bagi dunia sampai saat ini.

"Banyak yang mengatakan akan melakukan diversifikasi dalam currency (mata uang) tapi dominasi mata uang AS masih di atas 70% dari total penggunaan currency (mata uang) dunia," ujarnya ketika ditemui di Komplek Departemen Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (28/10/2009).

Dengan kondisi seperti ini, menurut Sri Mulyani kebijakan apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah AS maupun The Fed pasti akan mempengaruhi persepsi dan proyeksi terhadap nilai dolar.

"Dolar relatif menguat karena suku bunga berpotensi naik di sana (AS), maka relatif menjadi melemah dari mata uang lainnya termasuk kita. Kalau harga saham yang selama ini terus menerus kita harapkan bahwa pergerakan harga saham itu paling baik kalau diikuti fundamental," tuturnya.

Sementara itu mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Sri Mulyani berharap pergerakan IHSG terus diikuti dengan fundamental yang sesuai dengan kondisi emiten-emiten di bursa.

"Kalau emiten mengumumkan ekonomi dunia membaik maka terjadi bullish kemudian membeli sahamnya dan berharap banyak, namun setelah good news -nya lewat mereka akan lihat lagi ke fundamental," jelasnya.

Menurutnya, kenaikan IHSG beberapa saat lalu merupakan sebuah optimisme yang berlebihan dari para pelaku pasar dan berbeda dengan fundamental yang sebenarnya, sehingga terjadi koreksi pada saat ini.

"Kalau rupiah terus terkena sentimen negatif maka yang bisa menopang supaya tidak terkoreksi tajam adalah informasi yang akurat dari emiten-emiten itu sendiri," jelasnya.

Pemerintah berjanji untuk terus menjaga sentimen positif pada bursa saham dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif.

"Dengan demikian dia akan memberikan suasana dan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan itu untuk tumbuh sehat, dan demikian fundamentalnya bisa menopang harga sahamnya secara wajar," katanya.
(dnl/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar