Senin, 20 Februari 2012

Skandal Penipuan Korporasi Terbesar Jepang oleh Olympus



dok. Olympus

Selasa, 08/11/2011 15:43 WIB

Angga Aliya - detikFinance


Tokyo - Olympus, produsen kamera asal Jepang mengaku telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an. Selama ini, Olympus menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi.

Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael Woodford yang dipecat pada 14 Oktober silam. Woodford meminta perusahaan yang berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 11 triliun.

Presiden Direktur Olympus Shuichi Takayama menuding Tsuyoshi Kikukawa, yang mundur dari jabatan Presiden dan Komisaris Olympus pada 26 Oktober lalu, sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Sementara Wakil Presiden Direktur Hisashi Mori dan auditor internal Hideo Yamada bertanggung jawab sebagai pihak yang menutup-nutupi. Keduanya menyatakan siap jika dituntut hukuman pidana.

"Saya benar-benar tidak mengetahui kebenaran tentang semua ini," kata Takayama, yang mengaku tidak mengetahui kasus ini sejak jabatan Presiden Direktur diserahkan oleh Kikukawa kepadanya, dalam jumpa pers bersama sekitar 200 wartawan, dikutip dari Reuters, Selasa (8/11/2011).

Pihak Olympus menemukan sejumlah dana mencurigakan terkait akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus, pada tahun 2008 lalu senilai US$ 2,2 miliar (Rp 18,7 triliun), yang juga melibatkan biaya penasihat US 687 juta (Rp 5,83 triliun) dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal US$ 773 juta (Rp 6,57 triliun).

Dana-dana tersebut ternyata digunakan untuk menutupi kerugian investasi di masa lalu tersebut. Hal itu terlihat sangat gamblang ketika dalam beberapa bulan kemudian, pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal itu dihapus dari buku.

Kasus ini dipastikan akan menyeret Olympus, beserta para direksi dan akuntannya kena tuntutan pidana untuk pasal manipulasi laporan keuangan dari para pemegang sahamnya. Banyak analis yang kini mempertanyakan masa depan perusahaan yang dibentuk pada 1919 sebagai produsen mikroskop itu.

"Ini sangat serius. Olympus sudah mengaku mengisi data palsu (di laporan keuangan) untuk menutupi kerugian selama 20 tahun. Semua pihak yang terlibat selama 20 tahun harus ikut bertanggung jawab," kata Ryosuke Okazaki, Kepala Investasi ITC Investment Partners.

"Ada kemungkinan terburuk saham Olympus bisa dikeluarkan dari bursa. Masa depan perusahaan ini menjadi sangat suram," jelas Okazaki.

Pengumuman yang mengejutkan ini juga membuat saham Olympus jatuh 29% ke posisi terendahnya dalam 16 tahun terakhir. Perusahaan ini sudah kehilangan 70% nilai pasarnya, setara Rp 5,1 triliun, sejak ditinggal Woodford, yang terus mempertanyakan investasi bodong tersebut.

Pihak Olympus mengaku masih akan menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut sebelum menyatakan apakah ada pihak lain yang ikut terlibat. Mori sudah dipecat pada hari yang sama, sementara auditor internal sudah meminta pengunduran diri.

Kasus yang menimpa Olympus ini langsung menjadi perhatian media lokal karena merupakan skandal penipuan perusahaan terbesar di Jepang sejak serangkaian skandal broker di era 1990-an, salah satunya adalah broker terbesar keempat di Jepang, Yamaichi Securities pada 1997.

Olympus mengaku menyelewengkan sejumlah dana akuisisi tersebut dengan disalurkan ke banyak perusahaan investasi supaya tidak mudah terdekteksi. Praktik yang lazim dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang setelah krisis ekonomi Jepang tahun 1990 lalu.

Nippon Life Insurance, salah satu pemegang saham terbesar di Olympus, mendesak produsen kamera itu lebih transparan dalam membeberkan kasus tersebut.

(ang/qom)

 Kamis, 16/02/2012 12:09 WIB
7 Orang Ditangkap Terkait Skandal Korporasi Terbesar Olympus 
Nurul Qomariyah - detikFinance

Mantan Presiden Olympus, Tsuyoshi Kikukawa ditangkap pihak kepolisian Tokyo. Kikukawa yang dipecat dari jabatannya itu merupakan tokoh kunci dibalik skandal finansial terbesar yang mengguncang korporasi Jepang.

Kikukawa dianggap memainkan perananan paling penting saat Olympus menyembunyikan kerugian US$ 1,7 miliar dari neraca perusahaan produsen kamera tersebut. Ia dianggap melanggar UU yang melarang pemalsuan laporan keuangan.

Kantor Jaksa Umum Distrik Tokyo juga mengumumkan penangkapan mantan Vice President Olympus, Hisashi Mori, mantan auditor Hideo Yamada dan mantan pejabat broker, Akio Nakagawa. TIga pejabat lain dari lembaga investasi juga ditangkap oleh Departemen Kepolitian Metropolitan.

Menurut kantor Kejaksaan, ketujuh orang itu dianggap berkonspirasi menyembunyikan kerugian di neraca keuangan Olympus. Mereka melaporkan aset netto Olympus secara konsolidasi mencapai 344,871 miliar yen (US$ 4,4 miliar) untuk tahun fiskal 2006, padahal mestinya hanya 233,737 miliar yen.

Mereka juga membuat laporan palsu untuk keuangan tahun 2007, dengan melaporkan aset netto sebesar 367,876 miliar yen, menutupi nilai sesungguhnya yang hanya 254,246 miliar yen.

Jaksa akan terus melanjutkan penyelidikan dan menggeledah berbagai lokasi yang terkait kasus tersebut, termasuk rumah Kikukawa. Menurut stasiun TV Asahi, ketiga pejabat Olympus telah mengaku kepada jaksa tentang keterlibatannya dalam memalsukan laporan keuangan.

"Kami akan terus bekerjasama penuh dengan pejabat-pejabat terkait untuk fakta-fakta yang belum ter-cover," ujar juru bicara Olympus seperti dikutip dari AFP, Kamis (16/2/2012).

Olympus, produsen kamera asal Jepang sebelumnya mengaku telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an. Selama ini, Olympus menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi.
Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael Woodford yang dipecat pada 14 Oktober silam. Woodford meminta perusahaan yang berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 11 triliun.

(qom/ang)  

 Selasa, 21/02/2012 10:24 WIB
Petinggi Olympus Tewas, Diduga Bunuh Diri 
Nurul Qomariyah - detikFinance

Gurgaon - Seorang petinggi perusahaan yang sedang diterpa skandal keuangan, Olympus Corp ditemukan tewas tergantung di sebuah taman di New Delhi, India. Tsutomo Omori, pimpinan bisnis peralatan medis Olympus di India ditemukan tewas tergantung diduga bunuh diri.

Omori, 49 tahun diduga melakukan bunuh diri disamping taman untuk anak-anak di sebuah kompleks apartemen mewah di Gurgaon, Sushant Lok. Omori ditemukan tergantung di rel besi dinding pembatas taman anak-anak kompleks apartemen DLF The Icon sektor 43-Sushant Lok oleh seorang petugas taman pada Senin (20/2/2012) pukul 08.30 pagi.

Polisi telah menemukan dua surat 'bunuh diri' yang ditulis oleh warga negara Jepang itu. Satu surat ditujukan kepada keluarga Omori, sementara 1 surat lainnya hanya bertuliskan "Saya minta maaf telah mengganggu Anda" yang ditulis dalam bahasa Jepang.

Menurut pihak kepolisian, Omori telah bekerja di Sistem Medis Olumpus yang berkantor di MG Road dan tinggal seorang diri di lantai 8, Blok C di flat perusahaan tersebut dalam 2 tahun terakhir.

Para kolega Omori menggambarkan pria tersebut sebagai seseorang dengan keinginan yang kuat, sehingga tidak yakin Omori melakukan bunuh diri.

Para penghuni The Icon, yang 70% adalah orang asing juga terlihat shock dengan kasus bunuh diri Omori tersebut. Mereka menyatakan, petugas keamanan kompleks tidak mengetahui adanya insiden tersebut hingga seorang petugas taman menemukan tubuh Omori yang sudah tidak bernyawa.

"Saya pergi ke taman anak-anak di Blok E untuk memotong semak-semak ketika saya perhatikan ada tubuh yang tergantung di dinding pembatas. Saya segera menginformasikan ke petugas keamanan," uhar Ram Kumar, petugas taman yang menemukan tubuh Omori itu seperti dilansir Times of India, Selasa (21/2/2012).

Pada September lalu, seorang warga negara Jepang juga melakukan bunuh diri di Gurgaon. Kishi Takahiro, 27 tahun, ditemukan tewas tergantung di dinding atas apartemennya di Berverly Park, yang dihuninya bersama 2 kawannya.

Belum diketahui apakah tewasnya Omori itu terkait dengan skandal keuangan yang sedang menerpa Olympus. Seperti diketahui, pihak kepolisian telah menangkap sejumlah orang yang diduga terkait dengan skandal laporan keuangan Olympus.
(qom/dnl)
 

1 komentar:

  1. ** BANJIR BANJIR BANJIR UANG DI MEJA **
    VIPbandarQ - YOUR No #1 BandarQ Online Indonesia
    ----------------------------------------------
    Menyediakan 7 Jenis Permainan TerFAVORIT
    BANDAR Q | ADU Q | DOMINO QQ | POKER | CAPSA SUSUN | Bandar Poker | Sakong (New Game) ----------------------------------------------
    Di Dukung 5 Bank Ternama di INDONESIA
    BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON
    ----------------------------------------------
    Bonus Terbesar di VIPbandarQ
    1. Bonus Refferal TANPA SYARAT
    2. Bonus Rolligan TIAP MINGGU
    ----------------------------------------------
    Selalu Ada Kejutan Untuk Member VIPBANDARQ
    ----------------------------------------------
    Gabung Sekarang Juga dan Raih Kemenangan Puluhan Juta Setiap Hari
    CS ONLINE 24/7
    BBM : 55AB0E6C
    INSTAGRAM : VIPBANDARQORG
    SKYPE : VIPBANDARQ
    FACEBOOK : VIPBANDARQ
    www. VIPBANDARQ. org

    BalasHapus