Rabu, 24 Juni 2009

Warnet Perlu Merubah Strategi Bisnis Lebih Cepat

Rabu, 10/06/2009 20:13 WIB
Usia warnet tinggal lima tahun lagi

oleh : Antara

JAKARTA (Antara): Usaha warung internet (warnet) masih bisa bertahan hidup sampai lima tahun lagi, berhubung usaha ini harus menghadapi sejumlah masalah, kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Warnet (APW)-Komintel Rudi Rusdiah.

Dalam Pertemuan antara para pengusaha warnet dengan PT Microsoft Indonesia di Jakarta, Rabu, Rudi mengatakan, masalah tersebut seperti semakin murahnya harga personal komputer, menjamurnya laptop dengan harga murah, menurunnya tarif internet, handphone yang memiliki fasilitas internet, hingga jaringan internet.

Karena itu, jika ingin hidup pengusaha warnet harus memiliki strategi bisnis yang baik, seperti menekan tarif rata-rata Rp3.000-4.000 per jam, memilih Internet Service Provider (ISP) yang stabil dengan harga terjangkau, Personal Computer (PC) yang selalu di-upgrade setiap tiga tahun, PC dengan spesifikasi game, serta pelayanan yang memuaskan.

"Bisnis warnet sekarang untung karena adanya game online dan demam facebook, warnet game online plus kafe yang menyediakan steak, spaghetti, atau jus lebih bagus lagi," katanya.

Ia menambahkan, jika sebuah warnet dalam sehari dikunjungi lebih dari 200 pelanggan setiap hari, maka dalam tujuh bulan sudah bisa balik modal.

Terkait semakin menjamurnya laptop dengan harga murah, Warnet masa depan, ujarnya, diperkirakan tidak lagi seperti warnet saat ini, tetapi hanya menyediakan hotspot dan tempat bekerja serta asesoris perkantoran seperti menyediakan alat scanning atau printing.

"Bahkan karena CPU mini sudah muncul, warnet di masa depan bisa hanya menjadi warnet "docking system" yang sekedar menyediakan keyboard, display dan internet ports," katanya sambil menambahkan bahwa banyak orang yang lebih menyukai layar yang besar daripada layar kecil di handphone serta menyukai tombol (tuts) yang besar.

Sampai 2010, diperkirakan akan ada sekitar 10 ribu warnet di perkotaan, namun di pedesaan perkembangan warnet tetap menyedihkan, ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Teknologi Informasi Dr Naswil Idris, mengatakan, pengusaha warnet harus bangga karena telah memperluas akses penggunaan teknologi informasi kepada masyarakat Indonesia serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Sayangnya pemerintah tak peduli pada warnet, bahkan warnet menjadi sasaran polisi untuk di-`sweeping` meski software bajakan juga digunakan di banyak instansi pemerintah dan swasta, bukan saja di warnet," katanya. (dj)

bisnis.com

URL : http://web.bisnis.com/sektor-riil/telematika/1id121905.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar